Salam satu Jiwa!!!
Apa kabar kampungku?
Begitulah sapaku dalam hati ketika berhela sejenak sesaat setelah tiba sore kemarin (22/04/11). Perjalanan yang kumulai pada sekitar pukul 6 pagi waktu Makassar, akhirnya berakhir mulus pada pukul 02.39 waktu kampungku.
Tobea, adalah nama kampungku. Kampung yang tidak begitu pasti kuketahui kisahnya. Sepintas yang masih kuingat tentang kampungku adalah dulunya kampung ini hanya dihuni oleh satu keluarga. Itulah nenek (tetua) dari kampungku. Ketika menulis postingan ini, saya juga lupa nama Si Nenek. Tapi, mungkin dipostingan yang lain akan saya ceritakan siapa dia (menunggu cerita dari yang tua).
Tobea merupakan perkampungan yang memiliki nuansa alam yang berair dan bertanah. Di perkampungan ini ada Pantai dengan laut yang luasnya sepanjang mata memandang, ada sungai yang mengawal sepanjang perkampungan, ada persawahan di beberapa panjang jalan, ada beberapa perkebunan yang masih asli sejak "direnovasi" dari hutan menjadi kebun, dan juga masih ada beberapa kehidupan "sisa-sisa" penjajahan perang.
Tobea memiliki pantai yang terletak di Teluk Bone dan mengelilingi ujung perkampungan. Di kampung Tobea, ada beberapa potong pantai yang dinamakan berbeda-beda oleh warga. Sebelah Selatan Pantainya dinamakan Bone Pance'. Di sebelah Timur, pantainya dinamakan Bone Jambong, di sebelah Utara pantainya terbagi menjadi beberapa bagian, salah-satu yang masih saya ingat adalah Pantai Lappe'.
Pemberian nama untuk beberapa bagian pantai ini (menurut cerita) didasarkan atas "tampilan" dari masing-masing pantai dan dinamakan dengan menggunakan Bahasa Tae' (Bahasa Dasar Masyarakat Luwu).
1. Pantai Bone Pance'
Dari Bahasa Tae', kata "Bone" bisa diartikan Pasir. Sedangkan kata Pance' bisa diterjemahkan menjadi pendek. Dari kata dasar pendek, kemudian kata ini diartikan sebagai "rendah". Pantai ini memiliki tumpukan pasir yang lebih rendah dari bagian pantai yang lain, sehingga dinamakan Pantai Bone Pance'. Sampai hari ini, pantai Bone Pance' adalah Pantai yang hampir setiap hari ramai dikunjungi wisatawan lokal. Baik dari luar Kampung Tobea maupun dari Tobea sendiri. Yang menarik dari pantai ini adalah lapangan pasirnya yang luas ketika air sedang surut dan ombak yang tinggi ketika air pasang. Dan juga pantai ini mudah di akses karena hanya berjarak kurang lebih satu kilometer dari ujung perkampungan. Untuk yang memiliki kendaraan roda dua, bisa memarkir kendaraannya tepat di bibir pantai.
Tapi, beberapa tahun terakhir proses abrasi di Pantai ini begitu cepat. Bahkan data terakhir (dari cerita tetua), dulunya pantai ini sangat jauh dari ujung perkampungan dengan pohon bakau yang menutup pandangan. Jika diperkirakan, selama 20 puluh tahun terakhir pantai ini tergerus sepanjang kurang lebih 30 kilometer. Sekarang di pantai ini hanya tersisa beberapa pohon bakau tua saja. #waowww
2. Pantai Bone Jambong
Dalam bahasa Tae', "jambong" berarti tinggi. Pantai ini dinamakan Bone Jambong karena dari batasnya yang berpasangan dengan Pantai Bone Pance', terlihat lebih tinggi dari dataran pasir Bone Pance'. Di pantai ini tumbuh berbagai jenis pohon.
Pantai ini jarang dikunjungi wisatawan karena akses menuju Pantai ini tidak begitu bagus. Hanya melalui pematang empang penduduk yang ukuran terluasnya hanya dua meter. Selain jalan menuju pantai ini kurang bagus, lokasi pantai ini juga tergolong agak jauh karena berdada di ujung timur pulau sulawesi-selatan (teluk Bone).
Pada awal tahun 2000-an, pernah terdampar bangkai ikan Paus di pantai ini. Kejadian ini terdengar "heboh" sampai keluar Perkampungan. Kejadian ini "mengundang" khalayak dari berbagai daerah, bahkan ada beberapa warga Kota Makassar yang datang hanya untuk melihat bangkai ikan ini.
3. Pantai Lappe'
Untuk potongan ketiga ini, saya tidak begitu mengerti mengapa dinamakan pantai Lappe', karena selama belajar bahasa Tae' saya belum begitu paham apa arti dari kata Lappe'.
Gambaran dari pantai ini adalah pantai ini merupakan pantai yang dijadikan perkampungan oleh beberapa warga Kampung Tobea dan beberapa warga pendatang yang datang dari beberapa daerah antara lain : Kabupaten maros dan kabupaten Pangkep. Pantai ini memiliki potensi ikan yang beraneka karena memiliki pasir halus bercampur lumpur. Sepanjang pantai ini juga masih terjaga pepohonan bakaunya. Inilah yang membuat warga sekitar dan warga pendatang memilih tinggal lebih rapat lagi ke Pantai Lappe'. Penghasilan dari menangkap ikan di Pantai ini dianggap cukup banyak oleh warga sekitar.
Demikianlah gambaran singkat mengenai kampungku. Tepatnya mengenai pantai yang ada di kampungku. Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas, silahkan datang langsung ke kampungku. Kampung Tobea berada di Kabupaten Luwu, Kecamatan Ponrang Selatan, Desa Tobia.
___________________________________________________
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
16 atau 17 tahun lalu, belum berkonsep.
Tengah malam lewat 14 menit Sekian menit lalu usai dua video isi musik yang dinyanyikan teman lama Menit-menit sebelumnya ada kilasan di pik...
-
Salam Satu Jiwa!!! Pulau yang tidak berpenghuni. Berukuran kecil. Dan Indah. Itu sebagian gambaran ketika mendapat ajakan untuk melakukan pe...
-
Sempat ngusahain naskahnya jadi sebelum pukul 12 malam,,, sebenarnya naskahnya potongan dari novel yang belum diterbitkan,,, tapi dengan se...
-
Salam Satu Jiwa!!! Penulis adalah sebuah gelar yang tidak mudah didapatkan seseorang. Untuk mendapatkannya kita membutuhkan tulisan yang kem...
..yang ingin bersaran atau berbagi cerita tentang ini kampung (siapa tau ada yang lebih tau), silahkan dibagi disini atau dalam bentuk postingan... Terima Kasih
BalasHapus