Minggu, 18 Desember 2005
Maaf Terakhir...
pernah kurasakan salah
ketika sehari kutak bersamamu
pernah kurasakan rindu yang sangat
ketika sedetik kutak jumpa dirimu
karena dengan tulus kau beri untukku
kini semua kurasa telah berubah
mungkin waktunya tela berlalu
kembalikan sepi yang dulu ada
membekaskan luka yang perih
tapi bukan untukku
semua salah yang dulu kurasa
seakan terbawa oleh hidupku yang baru
rindu yang pernah kurasa
telah melayang bersama mimpiku
sepi yag pernah denganku
kini kembali hadir menertawai
maafkan aku teteskan air matamu
bukan aku yang menginginkannya
maafkan aku meninggalkanmu
pergi bersama hidupku yang baru
mungkin kau akn merasakan rindu yang sangat
mungkin kau akan merasakan sepi yang menyelimuti
mungkin kau takkan sanggup melupakanku
tapi kuingin kau relakan jazadku utuk pergi
karena jiwaku, akan terus bersamamu...
ketika sehari kutak bersamamu
pernah kurasakan rindu yang sangat
ketika sedetik kutak jumpa dirimu
karena dengan tulus kau beri untukku
kini semua kurasa telah berubah
mungkin waktunya tela berlalu
kembalikan sepi yang dulu ada
membekaskan luka yang perih
tapi bukan untukku
semua salah yang dulu kurasa
seakan terbawa oleh hidupku yang baru
rindu yang pernah kurasa
telah melayang bersama mimpiku
sepi yag pernah denganku
kini kembali hadir menertawai
maafkan aku teteskan air matamu
bukan aku yang menginginkannya
maafkan aku meninggalkanmu
pergi bersama hidupku yang baru
mungkin kau akn merasakan rindu yang sangat
mungkin kau akan merasakan sepi yang menyelimuti
mungkin kau takkan sanggup melupakanku
tapi kuingin kau relakan jazadku utuk pergi
karena jiwaku, akan terus bersamamu...
Bukan Kau yang Dulu
Entah apa yang telah terjadi ketika diam kembali hadir
menutupi bibir manis yang sering berucap
ia begitu tak bersahabat dengan sedikit waktu yang kucuri
dengan sedikit waktu yang kuluangkan hanya untukmu
mungkin kau telah merasa bosan dengan apa yang telah kuberi
karena yang kuberi mungkin tak berarti
dan tak akan ada artinya
walau aku terus memaknainya
dengan berbagai kebodohan yang ada di pikiranku
engkau tak lagi seperti yang kukenal
engkau yang kukenal adalah engkau yang memiiki bibir yang terhiasi kata-kata indah
ketika tak ada jarak yang memisahkan
engkau bukan lagi engkau yang pernah memberikanku senyuman manis
ketika aku menyatakan apa yang kurasakan
disaat memandang dua mata indah yang kau miliki
semakin lama aku terdiam
semakin terasa apa yang kulakukan
kini yang kurasa hanyalah sebuah kehampaan bersama
dan mungkin akhir dari segalanya
sungguh kutak mau semua berakhir hanya sampai di sini
di persimpangan jalan yang jauh dari khayalan
ketika kita memulainya dulu
dan kutak mau semua usai, hanya dengan diam yang menyelimuti.
makassar, 3des2005#
menutupi bibir manis yang sering berucap
ia begitu tak bersahabat dengan sedikit waktu yang kucuri
dengan sedikit waktu yang kuluangkan hanya untukmu
mungkin kau telah merasa bosan dengan apa yang telah kuberi
karena yang kuberi mungkin tak berarti
dan tak akan ada artinya
walau aku terus memaknainya
dengan berbagai kebodohan yang ada di pikiranku
engkau tak lagi seperti yang kukenal
engkau yang kukenal adalah engkau yang memiiki bibir yang terhiasi kata-kata indah
ketika tak ada jarak yang memisahkan
engkau bukan lagi engkau yang pernah memberikanku senyuman manis
ketika aku menyatakan apa yang kurasakan
disaat memandang dua mata indah yang kau miliki
semakin lama aku terdiam
semakin terasa apa yang kulakukan
kini yang kurasa hanyalah sebuah kehampaan bersama
dan mungkin akhir dari segalanya
sungguh kutak mau semua berakhir hanya sampai di sini
di persimpangan jalan yang jauh dari khayalan
ketika kita memulainya dulu
dan kutak mau semua usai, hanya dengan diam yang menyelimuti.
makassar, 3des2005#
Sabtu, 10 Desember 2005
Senyum Terakhir
Telah panjang waktuku denganmu
Berjuta pahit tertampung dalam sabar cintamu
meski kuingin selamnya denganmu
Perjalanan waktu hentikan langkahku
Pahit manis yang pernah ada
telah terasa bersama
tenggelam dalam tawa
terendam dalam sedih
tenang jiwa dalam kedamian
kini kutahu semua yang ada telah pudar
ingin meninggalkanmu pergi denganNya
walau kutahu kutak mampu menahan
ku ingin kau tetap di sini
Meski cinta tak mungkin ada lagi
hatiku berharap senyum terakhir darimu
senym yang mampu bangkitkanku
antarkan hidupku kepersimpangan hidupku
Selamat jalan cintaku...
Kunanti kau di tempat terakhirku.
Berjuta pahit tertampung dalam sabar cintamu
meski kuingin selamnya denganmu
Perjalanan waktu hentikan langkahku
Pahit manis yang pernah ada
telah terasa bersama
tenggelam dalam tawa
terendam dalam sedih
tenang jiwa dalam kedamian
kini kutahu semua yang ada telah pudar
ingin meninggalkanmu pergi denganNya
walau kutahu kutak mampu menahan
ku ingin kau tetap di sini
Meski cinta tak mungkin ada lagi
hatiku berharap senyum terakhir darimu
senym yang mampu bangkitkanku
antarkan hidupku kepersimpangan hidupku
Selamat jalan cintaku...
Kunanti kau di tempat terakhirku.
Khayalan Sobat Kacau
Angin membawaku melayang jauh
Hingga kutersangkut di ujung bintang
Matahari berusaha mencariku
Namun tak mampu bertemu bintang
Bintang kini mulai lelah
dan membuangku ke atas awan
Tampaknya, awan tak bersahabat
dan menjatuhkanku bersama hujan
Kini kutenggelam di dasar laut
dan hanyut terbawa sesal
Ombak terus membawaku
Hingga kuterpecah di tepian khayal
Serpihan tubuhku berhamburan
dan mengacaukan keindahan pasir
Meskipun ombak terus menyapu
Serpihan tubuhku tak jua hilang
Kini ombak tak berdaya
dan meminta bantuan angin
Segera angin menggapaiku
Memasukkanku ke dalam peti
dan menyembunyikanku
Entah sampai kapan?
Hingga kutersangkut di ujung bintang
Matahari berusaha mencariku
Namun tak mampu bertemu bintang
Bintang kini mulai lelah
dan membuangku ke atas awan
Tampaknya, awan tak bersahabat
dan menjatuhkanku bersama hujan
Kini kutenggelam di dasar laut
dan hanyut terbawa sesal
Ombak terus membawaku
Hingga kuterpecah di tepian khayal
Serpihan tubuhku berhamburan
dan mengacaukan keindahan pasir
Meskipun ombak terus menyapu
Serpihan tubuhku tak jua hilang
Kini ombak tak berdaya
dan meminta bantuan angin
Segera angin menggapaiku
Memasukkanku ke dalam peti
dan menyembunyikanku
Entah sampai kapan?
Minggu, 04 Desember 2005
Tak Pernah Mencintaiku
Saat kumenatapmu untuk kesekian kali
Aku hanya ingin kau tah apa yang ada dan kurasa
Saat kau memberikan senyum yang kesekian kali
Aku hanya berharap itu sebuah kesempatan
yang mampu bahagiakan hatiku
Berbagai rasa yang pernah kurasa
Hanya rasa ini yang terindah
Dan berbagai senyum yang pernah kudapat
Hanya senyummulah yang mampu berikanku getaran
Engkau begitu berbeda.
Kucoba berkata di depanmu
Kengungkapkan apa yang pernah kurasa
Berharap sebuah kata "ya" dari dirimu
kuharap ini sebuah kesungguhan
kesungguhan yang mampu berikanku harapan
kutak mau semua yang ada terselipkan kata takut
Karena aku yang tak pantas untuk ditakuti
Kutak mau semua yang ada tersisipi rasa iba
karena keadaanku yang menyandang kata iba
kuyakin kau tak seperti itu
ketika keyakinanku kian erat
sebuah penghalang memutuskan yakinku
Memutuskan semua yang ada dan pernah kurasa
Mungkin aku memang membosankan
mungkin aku memang tak pantas di sampingmu
mungkin aku memeng tak seperti yang kau harap
Mungkin hanya aku yang tak pernah sadar
kalau aku memang tak pernah mendapatkan kata "ya" yang sesungguhnya
Dan aku memang harus pergi melepaskanmu
karena kau memang tak pernah mencintaiku.
Aku hanya ingin kau tah apa yang ada dan kurasa
Saat kau memberikan senyum yang kesekian kali
Aku hanya berharap itu sebuah kesempatan
yang mampu bahagiakan hatiku
Berbagai rasa yang pernah kurasa
Hanya rasa ini yang terindah
Dan berbagai senyum yang pernah kudapat
Hanya senyummulah yang mampu berikanku getaran
Engkau begitu berbeda.
Kucoba berkata di depanmu
Kengungkapkan apa yang pernah kurasa
Berharap sebuah kata "ya" dari dirimu
kuharap ini sebuah kesungguhan
kesungguhan yang mampu berikanku harapan
kutak mau semua yang ada terselipkan kata takut
Karena aku yang tak pantas untuk ditakuti
Kutak mau semua yang ada tersisipi rasa iba
karena keadaanku yang menyandang kata iba
kuyakin kau tak seperti itu
ketika keyakinanku kian erat
sebuah penghalang memutuskan yakinku
Memutuskan semua yang ada dan pernah kurasa
Mungkin aku memang membosankan
mungkin aku memang tak pantas di sampingmu
mungkin aku memeng tak seperti yang kau harap
Mungkin hanya aku yang tak pernah sadar
kalau aku memang tak pernah mendapatkan kata "ya" yang sesungguhnya
Dan aku memang harus pergi melepaskanmu
karena kau memang tak pernah mencintaiku.
Selasa, 29 November 2005
Inikah Cinta Sejati?
Pernahkah kamu merasakan,
Bahwa kamu mencintai seseorang
Meski kamu tahu dia tak sendiri lagi
Dan meski kamu tahucintamu tak mungkin terbalas
Tapi, kamu tetap mencintainya
Pernahkah kamu merasakan
Bahwa kamu sanggup melakukan apasaja
Demi seseorang yang kamu cintai
Meski kamu tahu ia tak akan pernah peduli
Atau pun ia peduli dan mengerti
Tapi, ia tetap pergi.
Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta
Tersenyum kala terluka
Menangis kala bahagia
Bersedih kala bersama
Tertawa kala berpisah
Aku pernah!
Aku pernah tersenyum kala kuterluka
Karena kuyakin tuhan menjadikannya untukku
Aku pernah menangis kala bahagia
Karena kebahagiaan adalah sesuatu yang tak terlupa
Aku pernah bersedih kala bersama
Karena kutahu bersama hanyalah sementara
Dan, aku pernah tertawa kala berpisah
Karena ternyata dia bukan untukku.
ini bukn hasil pemikiran gw.
mungkin yang tulis lagi baca. thank`s.
Bahwa kamu mencintai seseorang
Meski kamu tahu dia tak sendiri lagi
Dan meski kamu tahucintamu tak mungkin terbalas
Tapi, kamu tetap mencintainya
Pernahkah kamu merasakan
Bahwa kamu sanggup melakukan apasaja
Demi seseorang yang kamu cintai
Meski kamu tahu ia tak akan pernah peduli
Atau pun ia peduli dan mengerti
Tapi, ia tetap pergi.
Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta
Tersenyum kala terluka
Menangis kala bahagia
Bersedih kala bersama
Tertawa kala berpisah
Aku pernah!
Aku pernah tersenyum kala kuterluka
Karena kuyakin tuhan menjadikannya untukku
Aku pernah menangis kala bahagia
Karena kebahagiaan adalah sesuatu yang tak terlupa
Aku pernah bersedih kala bersama
Karena kutahu bersama hanyalah sementara
Dan, aku pernah tertawa kala berpisah
Karena ternyata dia bukan untukku.
ini bukn hasil pemikiran gw.
mungkin yang tulis lagi baca. thank`s.
Rasa Jatuh
Awal kumelihatmu
Kurasa tak seperti biasa
Terasa, baru saja ada sesuatu yang membuatku jatuh
Namun, jatuh ini bukan karena berlari dan tersandung batu
Entah…ini jatuh jenis apa?
Jatuh ini karena rasa
Jatuh ini berasal dari dalam hatiku
Jatuh cinta…..
Itulah rasa jatuh yang terjadi padaku
Rasa yang tak kan kau balas
Namun kuyakin, kamu memiliki rasa ini
Rasa yang kurasa saat ini
Mungkin aku belum sadar akan hakekat hidup ini
Walaupun mencoba untuk terus menepi
Namun, rasa ini terus menghampiriku
Aku bangga padamu, karena berhasil menepisku
Tak seperti aku yang tak mampu menepis rasa ini
Rasa jatuh…..
Makassar, 27Pebruari2005
Kurasa tak seperti biasa
Terasa, baru saja ada sesuatu yang membuatku jatuh
Namun, jatuh ini bukan karena berlari dan tersandung batu
Entah…ini jatuh jenis apa?
Jatuh ini karena rasa
Jatuh ini berasal dari dalam hatiku
Jatuh cinta…..
Itulah rasa jatuh yang terjadi padaku
Rasa yang tak kan kau balas
Namun kuyakin, kamu memiliki rasa ini
Rasa yang kurasa saat ini
Mungkin aku belum sadar akan hakekat hidup ini
Walaupun mencoba untuk terus menepi
Namun, rasa ini terus menghampiriku
Aku bangga padamu, karena berhasil menepisku
Tak seperti aku yang tak mampu menepis rasa ini
Rasa jatuh…..
Makassar, 27Pebruari2005
Andai Mungkin Kau...
Andai aku mampu memilih
Keman angia berhembus
Mungkin aku akan memilih
Andai aku mampu mengatur
Saat bintang berkedip indah
Mungkin aku akan mengatur
Andai aku mampu mengungkap
Sejuta rasa di hatiku
Mungkin engkau akan tahu
Namu aku tak mampu memilih
Namun aku tak mampu mengatur
Dan, aku tak mampu mengungkap
Kini angin berhembus tak terarah
Kini bintang berkedip dengan indah
Dan, rasa di hatiku semakin kacau
Saat ini aku tak berdaya
Mungkin karena kau…..
Senin, Makassar, 25april2005#
Pukul 20.25#
Keman angia berhembus
Mungkin aku akan memilih
Andai aku mampu mengatur
Saat bintang berkedip indah
Mungkin aku akan mengatur
Andai aku mampu mengungkap
Sejuta rasa di hatiku
Mungkin engkau akan tahu
Namu aku tak mampu memilih
Namun aku tak mampu mengatur
Dan, aku tak mampu mengungkap
Kini angin berhembus tak terarah
Kini bintang berkedip dengan indah
Dan, rasa di hatiku semakin kacau
Saat ini aku tak berdaya
Mungkin karena kau…..
Senin, Makassar, 25april2005#
Pukul 20.25#
Seruan Keadaan Bangsaku yang tergadai
Tak ada kata yang mampu kutulis
Benarkah?
Hanya selembar kertas
Yang isinya bak sebuah proposal
Tergeletak di atas mejaku
Ya, di hadapanku!
Setelah berulangkali kubaca
Sekian kali pula kutemukan kalimat ”keadaan bangsaku”
Inilah yang membuatku tak mampu!
Benarkah?
Selembar kertas itu menyeru kepadaku
Untuk menulis sebuah puisi bertemakan,
“keadaan bangsaku”
Ia seakan memaksaku
Mengungkapkan seluruh isi hati rakyat bangsaku yang telah perih menganga oleh keadaan bangsaku, yang perih
Aku semakin bingung…
Hendak menulis keadaan bangsaku yang suram
Atau menulis keadaan bangsaku yang indah
Ahh… tapi, tapi aku rasa tidak.
Bangsaku kini suram dan tak ada lagi bangsaku yang indah
Namun, aku harus menulis…
Haruskan aku menulis….
Keadaan laut bangsaku yang airnya tak lagi berwarna biru
Atau haruskah aku menulis
Ketika seruan-seruan manis terlontar dari bibir mereka Yang seketika itu pula, rakyat bangsaku melontarkan ribuan kalimat, “ya, pilih mereka”.
Atau haruskah aku menulis
Ketika sebuah media memberitakan, bahwa bangsaku kini memimpin klasemen, predikat terkorup.
Atau haruskah aku menutupi semua itu
Ketika tak ada waktu lagi untuk menutupinya
Atau haruskah aku diam saja
Ketika kami generasi muda Indonesia
Telah mewariskan utang kepada anak kami yang belum tentu ada.
Atau, haruskah aku pura-pura tak tahu saja. seperti yang dipraktekkan oleh mereka yang telah berhasil menggadaikan kata “ya” dari rakyat bangsaku.
Karena kami, memang tak berarti lagi.
Makassar, 22 November 2005
Pukul 16 lewat.
Benarkah?
Hanya selembar kertas
Yang isinya bak sebuah proposal
Tergeletak di atas mejaku
Ya, di hadapanku!
Setelah berulangkali kubaca
Sekian kali pula kutemukan kalimat ”keadaan bangsaku”
Inilah yang membuatku tak mampu!
Benarkah?
Selembar kertas itu menyeru kepadaku
Untuk menulis sebuah puisi bertemakan,
“keadaan bangsaku”
Ia seakan memaksaku
Mengungkapkan seluruh isi hati rakyat bangsaku yang telah perih menganga oleh keadaan bangsaku, yang perih
Aku semakin bingung…
Hendak menulis keadaan bangsaku yang suram
Atau menulis keadaan bangsaku yang indah
Ahh… tapi, tapi aku rasa tidak.
Bangsaku kini suram dan tak ada lagi bangsaku yang indah
Namun, aku harus menulis…
Haruskan aku menulis….
Keadaan laut bangsaku yang airnya tak lagi berwarna biru
Atau haruskah aku menulis
Ketika seruan-seruan manis terlontar dari bibir mereka Yang seketika itu pula, rakyat bangsaku melontarkan ribuan kalimat, “ya, pilih mereka”.
Atau haruskah aku menulis
Ketika sebuah media memberitakan, bahwa bangsaku kini memimpin klasemen, predikat terkorup.
Atau haruskah aku menutupi semua itu
Ketika tak ada waktu lagi untuk menutupinya
Atau haruskah aku diam saja
Ketika kami generasi muda Indonesia
Telah mewariskan utang kepada anak kami yang belum tentu ada.
Atau, haruskah aku pura-pura tak tahu saja. seperti yang dipraktekkan oleh mereka yang telah berhasil menggadaikan kata “ya” dari rakyat bangsaku.
Karena kami, memang tak berarti lagi.
Makassar, 22 November 2005
Pukul 16 lewat.
Jumat, 25 November 2005
Satu Sisi
Telah mengalir sebuah rasa di hatiku
yang tak biasa kurasa
Ia teruss mengalir
meneus celah-celah kalbuku
Kuumenyelam menyelamm di airnya yang keruh
berenang mencari tepian jernih
walaupuun dengan keadaannya yang ssuram
Tak kuasa kumenahan sesak
Namun, tepian yang jenih tak kunjung tiba
Bahkan, aku tenggelam dan tertusuk
Tuusukannya kian dalam, dalam, dan dalam
Hingga melarutkanku di dalamnya
kini kulaarut tak berdaya dalaam buuaaian asmmara
asmara yan terpendam
asmaraa yang tak terungkap
kunikmati asmarakuu dari satu sisi.
yang tak biasa kurasa
Ia teruss mengalir
meneus celah-celah kalbuku
Kuumenyelam menyelamm di airnya yang keruh
berenang mencari tepian jernih
walaupuun dengan keadaannya yang ssuram
Tak kuasa kumenahan sesak
Namun, tepian yang jenih tak kunjung tiba
Bahkan, aku tenggelam dan tertusuk
Tuusukannya kian dalam, dalam, dan dalam
Hingga melarutkanku di dalamnya
kini kulaarut tak berdaya dalaam buuaaian asmmara
asmara yan terpendam
asmaraa yang tak terungkap
kunikmati asmarakuu dari satu sisi.
tertinggal kasih
bintang malam melambai indah
menemani kedamaian langit
ia seakan bersyair
meneriaki hati seorang pemuja
bangkit berbris sejta rasa
terharu mendengar syair kedamaian
berlari mereka segera
menuju sebuah kasih
kaki pemuja tersandung karang
terjatuh, terhempas dan tercampak
meski berusaha untuk bangkit
setitik harapn tak tergapai
harpan kini melayang jauh
meninggalkan sejuta rasa
bintang malam tak lagi tampak
meninggalkan sederet syair
tak ada lagi cahaya bintang
yang mmenghiasi kedamaian langit
tak ada lagi syair kalbu
yang menghasi kasih jiwaku.
Langganan:
Postingan (Atom)
16 atau 17 tahun lalu, belum berkonsep.
Tengah malam lewat 14 menit Sekian menit lalu usai dua video isi musik yang dinyanyikan teman lama Menit-menit sebelumnya ada kilasan di pik...
-
Salam Satu Jiwa!!! Pulau yang tidak berpenghuni. Berukuran kecil. Dan Indah. Itu sebagian gambaran ketika mendapat ajakan untuk melakukan pe...
-
Sempat ngusahain naskahnya jadi sebelum pukul 12 malam,,, sebenarnya naskahnya potongan dari novel yang belum diterbitkan,,, tapi dengan se...
-
Salam Satu Jiwa!!! Penulis adalah sebuah gelar yang tidak mudah didapatkan seseorang. Untuk mendapatkannya kita membutuhkan tulisan yang kem...