Dua perdua terkadang tak harus sebangsa satu
Bisa saja ada yang dapatkan berlebih dan satunya tak dapat apa-apa
Pita penghormatan kadang tak harus disematkan di selangkangan saku
Cukup gantung saja lalu gunting
Diakuilah dia oleh semuanya
Tak ada yang membatalkan
Kadang pula kala sedih seseorang akan berbaik hati
Dia berikan dua dari dua
Tak apalah dia tak dapat apa-apa
Begitu pikirnya di saat itu
Lalu jadilah dia penenang kesedihan
Terang begitu langit menggantung
Di bawahnya pinta tergunting
Sekedar simbol penyelaras
Disinilah kita nanti bersama
Jangan takut merindukanku
Kita bersama, saling selingkuh
Begitulah kabarnya,
Kehidupan Modern ini
MKS, 180611
Pukul 10:39
Minggu, 19 Juni 2011
Minggu, 05 Juni 2011
Cerita dari Pulau Kodingareng Keke [2]
Salam Satu Jiwa!!!
Pulau yang tidak berpenghuni. Berukuran kecil. Dan Indah. Itu sebagian gambaran ketika mendapat ajakan untuk melakukan perjalanan kecil ke sebuah pulau. Pulau Kodingareng Keke, itu namanya. Salah satu pulau kecil yang masih berada di bawah daerah kekuasaan Pemerintah Daerah Kota Makassar. Dari Kota Makassar, perjalanan menuju pulau Kodingareng Keke bisa ditempuh dengan perahu penyeberangan yang disewakan masyarakat Kota Makassar dan bermangkal di Pelabuhan Kayu Bangkoa, Makassar.
Waktu yang digunakan bisa mencapai 50 menit jika suasana ombak tidak begitu bagus. Dan jika cuaca dalam keadaan baik, bagus dan bersahabat, perjalanan bisa ditempuh selama kurang lebih 40 menit. Tapi, bisa juga mencapai 3 jam lebih jika ditempuh dengan cara berenang, itu juga tak ada jaminan bisa tiba dengan selamat.
Perjalanan 40 menit hari itu bukanlah perjalanan yang membosankan menurutku. Melewati pulau Samalona yang juga sudah pernah kami singgahi, menjadi satu waktu yang asyik. Meskipun tidak lagi singgah di Pulau itu, tapi dari jauh nuansa nyaman tetap terasa (meskipun hanya dari atas Kapal kecil).
Pulau Kodingareng Keke dikelilingi pantai yang berpasir putih dan memiliki karang-karang yang kebanyakan masih muda. Tapi ada juga yang sudah hancur. Pantai yang mengelilingi Pulau Kodingareng juga dihidupi ikan-ikan kecil yang bergerombol, bintang laut, dan jelas tidak ketinggalan sekelompok bulu babi yang ukurannya luar biasa besarnya. Sayangnya sampai hari ini saya masih belum memiliki pelindung kamera jadi masih belum bisa mengambil foto dari bawah air.
Aktifitas snorkling adalah aktifitas utama yang "terjadi" pada perjalanan kali ini. Mereka yang datang bersama keluarga (anak + istri/suami), ya berenangnya bersama keluarga. Mereka yang datang bersama pacar, ya snorkling bersama pacar masing-masing. Ada juga yang sekedar berenang bersama. Dan yang datang dengan dirinya sendiri, ya cukup melihat mereka yang melakukan snorkling bersama pasangan masing-masing.
Postingan ini hanya sebagian cerita dari yang saya dan AM alami ketika melakukan perjalan sehari ke Pulau Kodingareng Keke. Untuk sebagian cerita lainnya sudah saya posting pada postingan sebelumnya (di sini) dan sebagiannya lagi masih dalam batin.
Terima Kasih!
________________________________________________________________
Jumat, 03 Juni 2011
Gosip Sakit Kala Subuh
Kala Subuh :
segar kurasa nuansanya
masih baru-baru saja ayam-ayam saling bersahutan
balas membalas kokok dari tetangga
kemudian terbangun para Pedzikir
kumandangkan adzannya
yang juga saling bersahutan dari masjid tetangga
Tepat di sebuah tepi jalan panjang
Sesaat setelah kutiduri perjalanan yang panjang
Makassar ke kampung
Semalam di Makassar
Sekarang di kampung
Tidak begitu kurindukan, tapi ini selalu kuharapkan
Santai sesantai santainya santai
Ketika kesibukan Kota kutinggali
Ketika hiruk-pikuk yang penat beristirahat
Begitu pikirku dari sebuah gardu penjual buah Tarra'
Baru saja kusinggungkan kedamaian ini,
seorang Bapak datang mendekati
Dialah tadi yang teriakkan adzan
Begitu ceritanya
Lalu datang lagi tiga orang ibu
Disampingku mereka berjejer duduknya
Satu Ibu menyapaku
Akrab memang aku dengannya
Sisa-sisa masa kecilku kenalan itu
Kudengar merdu ceritanya
Tentang seorang ponakanku
yang siang kemarin dinikahkan jauh di kampung sana
Aduh! Arrrrgghh!!!
Meronta teriakan keras dari dadaku
Ada apalagi ini?
Anak sepupuku yang Ibunya saudara Ibuku, bertingkah ulah
Bukanlah aib kala pagi,
Karena ini sudah lama
Hanya aku saja yang baru tahu,
begitu cerita ibu tadi.
Dalam pagi yang menyambutku
Ibu itu pergi,
membiarkanku terdiam
segar kurasa nuansanya
masih baru-baru saja ayam-ayam saling bersahutan
balas membalas kokok dari tetangga
kemudian terbangun para Pedzikir
kumandangkan adzannya
yang juga saling bersahutan dari masjid tetangga
Tepat di sebuah tepi jalan panjang
Sesaat setelah kutiduri perjalanan yang panjang
Makassar ke kampung
Semalam di Makassar
Sekarang di kampung
Tidak begitu kurindukan, tapi ini selalu kuharapkan
Santai sesantai santainya santai
Ketika kesibukan Kota kutinggali
Ketika hiruk-pikuk yang penat beristirahat
Begitu pikirku dari sebuah gardu penjual buah Tarra'
Baru saja kusinggungkan kedamaian ini,
seorang Bapak datang mendekati
Dialah tadi yang teriakkan adzan
Begitu ceritanya
Lalu datang lagi tiga orang ibu
Disampingku mereka berjejer duduknya
Satu Ibu menyapaku
Akrab memang aku dengannya
Sisa-sisa masa kecilku kenalan itu
Kudengar merdu ceritanya
Tentang seorang ponakanku
yang siang kemarin dinikahkan jauh di kampung sana
Aduh! Arrrrgghh!!!
Meronta teriakan keras dari dadaku
Ada apalagi ini?
Anak sepupuku yang Ibunya saudara Ibuku, bertingkah ulah
Bukanlah aib kala pagi,
Karena ini sudah lama
Hanya aku saja yang baru tahu,
begitu cerita ibu tadi.
Dalam pagi yang menyambutku
Ibu itu pergi,
membiarkanku terdiam
Kamis, 02 Juni 2011
Kita Dalam Wisma Ini
Salam Satu Jiwa!!!
Selamat Maghrib!
Harusnya tempat ini adalah tempat bagi mereka yang bersatu dalam kelompok pelajar. Anak muda yang sama-sama belajar maksudnya. Sama-sama belajar di Kota ini, Kota Makassar. Begitulah kira-kira gambaran seharusnya.
Tapi beginilah hari ini, tempat yang sering kami sebut Asrama atau wisma ini hanyalah sebuah bangunan aset pemerintah yang dihuni mereka para muda yang sehariannya "sedikit miring".
Meja yang seharusnya menjadi tempat berkumpul mereka untuk berdiskusi dan membicarakan permasalahan asrama kedepan, kini hanya menjadi meja yang bisu menikmati satu persatu hentakan domino di atasnya. Yach! Itulah asramaku sekarang.
Yang lebih "parah", kamar yang seharusnya menjadi tempat mereka beristirahat di malam hari ketika penat belajar menuntut ilmu, kini hanyalah sebuah kamar yang dijadikan tempat istirahat mereka dan para wanita yang mereka temukan di malam hari. Yach! Itulah asramaku sekarang.
Satu yang kunikmati, solidaritas ini membanggakan. Tak ada aku, kamu, dia atau mereka disini. Yang ada hanyalah Kami. Selangkah kemarin adalah langkah kami yang mungkin tua nanti akan sama-sama Kami sesali, meskipun sesalnya berbeda masing-masing. Ada yang menyesal karena kelebihan wanita dan lelah duduk di meja, atau mungkin juga ada yang menyesal karena tak sekalipun bermain dengan wanita malam hari dan tak duduk di meja domino.
Selamat Maghrib!
Harusnya tempat ini adalah tempat bagi mereka yang bersatu dalam kelompok pelajar. Anak muda yang sama-sama belajar maksudnya. Sama-sama belajar di Kota ini, Kota Makassar. Begitulah kira-kira gambaran seharusnya.
Tapi beginilah hari ini, tempat yang sering kami sebut Asrama atau wisma ini hanyalah sebuah bangunan aset pemerintah yang dihuni mereka para muda yang sehariannya "sedikit miring".
Meja yang seharusnya menjadi tempat berkumpul mereka untuk berdiskusi dan membicarakan permasalahan asrama kedepan, kini hanya menjadi meja yang bisu menikmati satu persatu hentakan domino di atasnya. Yach! Itulah asramaku sekarang.
Yang lebih "parah", kamar yang seharusnya menjadi tempat mereka beristirahat di malam hari ketika penat belajar menuntut ilmu, kini hanyalah sebuah kamar yang dijadikan tempat istirahat mereka dan para wanita yang mereka temukan di malam hari. Yach! Itulah asramaku sekarang.
Satu yang kunikmati, solidaritas ini membanggakan. Tak ada aku, kamu, dia atau mereka disini. Yang ada hanyalah Kami. Selangkah kemarin adalah langkah kami yang mungkin tua nanti akan sama-sama Kami sesali, meskipun sesalnya berbeda masing-masing. Ada yang menyesal karena kelebihan wanita dan lelah duduk di meja, atau mungkin juga ada yang menyesal karena tak sekalipun bermain dengan wanita malam hari dan tak duduk di meja domino.
Satu saja, mari kita berubah!
Pulau Kodingareng Keke di Kamis yang Libur
Salam satu Jiwa!!!
Hari kamis, hari yang libur. Tenang tanpa penat yang biasanya dijalani. Begitulah salah satu bentuk kesenangan para pekerja. Bukanlah saya seorang pekerja yang berat, tapi hari kamis yang libur ini jelas kunikmati.
Mereka adalah sebuah komunitas yang menjadi keluarga besarku disini. Di Kota Makassar. Di kamis yang libur ini saya dan mereka adalah pendatang di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Untuk liburan pastinya. Kodingareng Keke' itu namanya. Berjarak kurang lebih 40 menit dari dermaga kayu bangkoa Kota Makassar dengan menggunakan perahu penyeberang kecil.
Seru dan asyik. Itulah hari kamis yang libur ini. Snorkling pastilah kegiatan yang menenangkan ketika berada di pulau kecil yang airnya bersih. Terumbu karang muda terlihat rame juga disana. Jenis ikannya juga beraneka. Tapi yang saya tahu namanya cuman satu, ikan Nemo. Yang lainnya mungkin saya tahu tapi lupa.
Kejar-kejaran dengan segerombol ikan kecil berwarna biru juga terjadi di hari kamis ini. Saya pelakunya. Perlahan saya dekati, kemudian mereka berhamburan. Mengangkati terumbu karang juga saya lakukan. Aneka ragam terumbu disana, dan sekali lagi, itu menenangkan. Apalagi ketika harus menarik nafas dari sebuah pipa yang kecil. SERU!!
Bukan sebuah perjalanan jika tak ada dokumentasi, baik itu foto atau cerita. Sedikitnya sudah saya ceritakan, seperti sebuah dongeng jadinya. Hahahai
untuk dokumentasi fotonya, tunggu postingan berikutnya.
---------------------------------------
ditulis langsung tanpa ide dari sebuah warung bakso tepi jalan. Nama jalannya saya tidak tahu! :D
Hari kamis, hari yang libur. Tenang tanpa penat yang biasanya dijalani. Begitulah salah satu bentuk kesenangan para pekerja. Bukanlah saya seorang pekerja yang berat, tapi hari kamis yang libur ini jelas kunikmati.
Mereka adalah sebuah komunitas yang menjadi keluarga besarku disini. Di Kota Makassar. Di kamis yang libur ini saya dan mereka adalah pendatang di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Untuk liburan pastinya. Kodingareng Keke' itu namanya. Berjarak kurang lebih 40 menit dari dermaga kayu bangkoa Kota Makassar dengan menggunakan perahu penyeberang kecil.
Seru dan asyik. Itulah hari kamis yang libur ini. Snorkling pastilah kegiatan yang menenangkan ketika berada di pulau kecil yang airnya bersih. Terumbu karang muda terlihat rame juga disana. Jenis ikannya juga beraneka. Tapi yang saya tahu namanya cuman satu, ikan Nemo. Yang lainnya mungkin saya tahu tapi lupa.
Kejar-kejaran dengan segerombol ikan kecil berwarna biru juga terjadi di hari kamis ini. Saya pelakunya. Perlahan saya dekati, kemudian mereka berhamburan. Mengangkati terumbu karang juga saya lakukan. Aneka ragam terumbu disana, dan sekali lagi, itu menenangkan. Apalagi ketika harus menarik nafas dari sebuah pipa yang kecil. SERU!!
Bukan sebuah perjalanan jika tak ada dokumentasi, baik itu foto atau cerita. Sedikitnya sudah saya ceritakan, seperti sebuah dongeng jadinya. Hahahai
untuk dokumentasi fotonya, tunggu postingan berikutnya.
---------------------------------------
ditulis langsung tanpa ide dari sebuah warung bakso tepi jalan. Nama jalannya saya tidak tahu! :D
Rabu, 01 Juni 2011
Merontak Jiwa Terdiam
Apa kabar Kesabaran?
Dimana cerita yang kau janjikan?
Sudahkah kaurapikan dan simpan?
Mengapa aku tak menerimanya sampai hari ini?
Sudah kuupayakan menelusuri ratapanku sendiri
Dalam nuansa sendu setiap hari
Kala sebagian ragaku sudah malas
Juga karena muak menemanimu
Alangkah bingung aku karenamu
Tak berontak tapi memaki
Tenanglah! Yang kumaki hatiku juga, bukan hatimu
Sabar!
Dalam amukan batin yang bimbang karena kesenangan berlebih melampaui baris batas rencana yang kumampu...
--------------------------------------
Makassar, 01 Juni 2011
Pukul 13:20
Dimana cerita yang kau janjikan?
Sudahkah kaurapikan dan simpan?
Mengapa aku tak menerimanya sampai hari ini?
Sudah kuupayakan menelusuri ratapanku sendiri
Dalam nuansa sendu setiap hari
Kala sebagian ragaku sudah malas
Juga karena muak menemanimu
Alangkah bingung aku karenamu
Tak berontak tapi memaki
Tenanglah! Yang kumaki hatiku juga, bukan hatimu
Sabar!
Dalam amukan batin yang bimbang karena kesenangan berlebih melampaui baris batas rencana yang kumampu...
--------------------------------------
Makassar, 01 Juni 2011
Pukul 13:20
Langganan:
Postingan (Atom)
16 atau 17 tahun lalu, belum berkonsep.
Tengah malam lewat 14 menit Sekian menit lalu usai dua video isi musik yang dinyanyikan teman lama Menit-menit sebelumnya ada kilasan di pik...
-
Salam Satu Jiwa!!! Pulau yang tidak berpenghuni. Berukuran kecil. Dan Indah. Itu sebagian gambaran ketika mendapat ajakan untuk melakukan pe...
-
Sempat ngusahain naskahnya jadi sebelum pukul 12 malam,,, sebenarnya naskahnya potongan dari novel yang belum diterbitkan,,, tapi dengan se...
-
Salam Satu Jiwa!!! Penulis adalah sebuah gelar yang tidak mudah didapatkan seseorang. Untuk mendapatkannya kita membutuhkan tulisan yang kem...